Manulife raup premi Rp 3 triliun

PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia pada 2008 meraup premi sekitar Rp4 triliun atau tumbuh dari tahun sebelumnya sebesar Rp2,7 triliun menyusul penetrasi di pasar ritel yang ekspansif.

Wadirut Manulife Adi Purnomo Wijaya mengatakan pertumbuhan pasar asuransi jiwa pada 2008 masih cukup tinggi meskipun kondisi perekonomian pada akhir tahun lalu cenderung melambat.

"Bagi asuransi jiwa pada akhir tahun itu justru masa panen premi, dan kondisi krisis tidak banyak menekan bisnis di industri ini, sehingga tidak terjadi penurunan seperti yang dikhawatirkan mayoritas industri," ujarnya di Jakarta, kemarin.

Adi mengutarakan penetrasi pasar asuransi jiwa yang dilakukan perusahaan pada 2008 cukup ekspansif karena tidak ada dampak langsung dari krisis yang memengaruhi bisnisnya.

Untuk itu, katanya, perseroan pada tahun ini memproyeksikan pertumbuhan premi pada kisaran 25%-28% atau lebih tinggi dibandingkan dengan prediksi kinerja industri asuransi jiwa.

"Memang pada tahun ini pertumbuhan premi diperkirakan tidak terlalu besar dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang bisa mencapai 100%. Tapi angka 25%-28% tergolong masih tinggi," katanya.

Adi menuturkan pertumbuhan premi bagi perusahaan asuransi tidak serta merta membuat perolehan pendapatan dan laba menjadi naik. Dia menolak menyebutkan keuntungan perusahaan pada tahun lalu.

Dia menyatakan tahun ini perseroan masih memfokuskan penjualan produk yang bersifat proteksi dibandingkan dengan unit-linked dengan komposisi produk tradisional 70% dan sisanya 30% untuk produk berbalut investasi.

Untuk pengembangan investasi, katanya, diperkirakan tidak akan berubah yakni masih dominan pada produk jangka panjang seperti obligasi pemerintah, dan sekitar 20% pada deposito yang dicadangkan untuk memelihara likuiditas, sedangkan untuk penempatan pada saham porsinya hanya sekitar 3%.

Dia menambahkan bagi perusahaan asuransi, besar kecilnya klaim itu bukan merupakan biaya, tapi konsekuensi dari meningkatnya pendapatan premi yang akan menjadi kewajiban di masa depan.

Ditanya kemungkinan melakukan akuisisi perusahaan asuransi lainnya, Adi mengungkapkan aksi korporasi itu bagian dari strategi perusahaan untuk memperbesar value bisnis sehingga perlu dikaji secara mendalam.

AIA Indonesia Bayar 13.500 Klaim Selama 2008

PT Asuransi AIA Indonesia (AIA Indonesia) telah membayar lebih 13.500 klaim sepanjang 2008 dengan nilai total lebih dari Rp 100 miliar. Klaim yang dibayarkan seperti individu kecelakaan, rawat inap, kematian dan penyakit kritis.

Laporan Keuangan yang belum diaudit per 31 Desember 2008 menunjukkan jumlah aset Rp 5,4 triliun, cadangan teknis Rp 4,4 triliun dan rasio kecukupan modal (risk based capital) 339%, jauh melampaui ketentuan pemerintah 120%.

"Kami senantiasa berfokus penuh dalam menyediakan proteksi untuk nasabah, dan membangun bisnis kami untuk memastikan pertumbuhan jangka panjang. Kami tetap mengembangkan produk-produk dan layanan unggulan yang diperuntukkan bagi nasabah dan pertumbuhan AIA di masa yang akan datang, yang akan memberikan keuntungan kepada nasabah dan mitra usaha kami," Wakil Presiden Direktur AIA, Chris Bendl dalam siaran pers, Kamis (5/2/2009).

Chris mengatakan AIA Indonesia memiliki fundamental keuangan dan modal yang kuat. AIA Indonesia memiliki dukungan hampir 1 juta pemegang polis dan saluran distribusi yang luas, yaitu Agency, Bancassurance dan Employee Benefit Services.