Secure Income Replacement

Apa yang ada dipikiran Anda apabila membayangkan orang yang menjadi pencari nafkah keluarga meninggal dunia atau mengalami cacat tetap total ?? Mengerikan… itulah bayangan yang ada di benak kita. Bagaimana nasib keluarga yang ditinggalkan? Istri dan anak-anak Anda.. mereka semua pasti memerlukan biaya untuk melanjutkan kelangsungan hidup mereka. Apa yang bisa Anda lakukan untuk mengantisipasinya ?? PROTEKSI!!! itulah jawabannya.

Secure Income Replacement, merupakan solusi tepat untuk mengamankan penghasilan keluarga Anda. Mengapa? karena program asuransi jiwa yang istimewa ini memberikan perlindungan terhadap kematian atau cacat tetap total akibat sakit maupun kecelakaan, plus pengembalian premi 100% baik terjadi klaim maupun tidak terjadi klaim. Berapa besarnya Uang Pertanggungan Secure Income Replacement yang harus anda ambil??

Berikut ini salah satu teori dari penasihat keuangan untuk menghitung berapa perkiraan Uang Pertanggungan yang anda butuhkan berdasarkan Pengeluaran Bulanan :

(Total Pengeluaran keluarga per Bulan x 12 Bulan x 10 s/d 15 Tahun) - Investasi yang telah anda miliki

Ilustrasi : Bapak Alex berusia 30 tahun, telah memiliki investasi sebagai berikut :

Uang Pertanggungan dari Asuransi Jiwa = Rp. 250 Juta + Tabungan dan Deposito = Rp. 500 Juta + Lain-lain = Rp. 250 Juta = Rp. 1 Milyar

Total Pengeluaran Keluarga = Rp. 12,5 Juta/Bulan

Besarnya biaya yang diperlukan untuk mencukupi kebutuhan keluarga adalah : = Rp. 12,5 Juta x 12 bulan x 10* = Rp. 1,5 Milyar

*Untuk mempertahankan tingkat gaya hidup, umumnya dibutuhkan 10 s/d 15 kali pengeluaran tahunan terakhir.

Jadi, besar uang pertanggungan secure Income Replacement yang Anda butuhkan adalah : = Rp. 1,5 Milyar - Rp. 1 Milyar = Rp. 500 Juta

Sedangkan besarnya premi Secure Income Replacement adalah sebesar :

Rp. 500 Juta x 22,0/1000 = Rp. 11 Juta / Tahun, = Rp.1.045.000/Bulan hanya dengan 8,4% dari total pengeluaran keluarga, penghasilan keluarga Anda telah terproteksi.

Secure Income Replacment tentu sangat menarik karena semua premi yang telah Anda bayarkan pasti kembali, baik ketika terjadi klaim atau pada akhir masa pertanggungan. Penghasilan keluarga Anda aman… premi pun kembali…

Jadi…. Tunggu Apa lagi??? Segera miliki SECURE INCOME REPLACEMENT sekarang juga!!! Secure Income Replacement Mengamankan penghasilan Keluarga Anda

“Virtual Account” Manulife Indonesia dengan Permata Bank

Manulife Indonesia dan PermataBank mengadakan perjanjian kerjasama untuk mengembangkan metode pembayaran polis yang lebih nyaman dengan menggunakan virtual account (Manulife V-Pay). Kerjasama ini ditandatangani oleh Adi Purnomo, Wakil Presiden Direktur Manulife Indonesia dan Honggo W. Kangmasto, Direktur PermataBank di lantai 3A, Sampoerna Strategic Square pada tanggal 20 Oktober 2008. Dengan kerjasama tersebut, para pemegang polis akan mendapatkan manfaat kepastian pembayaran premi mereka secara on-line real time dan juga terhubung dengan beberapa jaringan ATM: ATM Bersama, Prima dan Alto.Virtual Account adalah gabungan “nomor cantik” dan nomor polis para nasabah. Untuk pembayaran produk tradisional, nomor cantik yang perlu diiingat adalah 888 777 (dilanjutkan dengan nomor polis), sedangkan untuk produk unitlink, nomor cantik adalah 888 999.

Equity Market September 2008

Kekhawatiran mengenai memburuknya prospek pertumbuhan global dan masalah finansial di Amerika Serikat dan Eropa mendorong penurunan pasar saham global. Pada bulan September, IHSG turun sebesar 15,4% ke 1832, lebih baik dari pada pasar regional, namun masih di bawah pasar global (Indeks MSCI Asia Pasifik turun sebesar 16,3% dan MSCI World Index turun sebesar 14%). Diantara sektor-sektor lainnya dalam IHSG, Pertambangan berkinerja paling buruk, diikuti oleh agrikultur. Pada basis year-to-date, IHSG sudah turun sebesar 33.3% pada tahun ini, dibandingkan dengan penurunan sebesar 39,7% untuk Indeks MSCI Asia Pasifik, dan penurunan sebesar 28,3% untuk MSCI World Index.

Harga minyak turun lagi sebesar 12,8% pada bulan ini, dan sudah mengalami penurunan sebesar 33% dari harga tertingginya di 145 US$, sementara harga minyak sawit juga turun sebesar 18,4% di bulan ini saja, dan telah mengalami penurunan sebesar 50% dari harga tertingginya tahun ini. Walaupun penurunan harga di sektor agrikultur dan energi memberi pengaruh positif secara keseluruhan untuk Indonesia, hal ini telah mengakibatkan pasar saham kita berada pada tekanan jual yang intens. Bahkan sektor-sektor berorientasi domestik pada pasar saham, seperti konsumen dan keuangan dan perbankan juga mengalami penurunan masing-masing sebesar 3,7% dan 9,6%. Rupiah juga melemah terhadap Dolar Amerika sebesar 3,8% pada bulan ini ke angka 9500.

Berita finansial global yang berpengaruh terhadap pasar saham Indonesia pada bulan ini adalah: masalah finansial pada Fannie Mae dan Freddie Mac yang merupakan perusahaan yang disponsori pemerintah, kolapsnya Lehman Brothers, akusisi Merril Lynch oleh Bank of America, dan penyelamatan finansial untuk AIG yang diprakarsai oleh pemerintah Amerika, kekhawatiran terhadap kesehatan perekonomian global, angka pengangguran di Amerika Serikat yang lebih tinggi dari pada yang diperkirakan, penurunan produksi industri di Jerman, dan ketidakstabilan politik di Thailand. Pada sisi domestik, beritanya adalah: angka inflasi Agustus yang lebih rendah dari perkiraan (Bank Indonesia bereaksi dengan menaikkan suku bunga sebesar 25 bps), defisit (kedua berturut-turut) pada neraca perdagangan bulan Juli, pelemahan Rupiah dan juga pengurangan pajak untuk perusahaan dan perorangan.

Neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit untuk ke dua kalinya secara berturu-turut pada bulan Juli. Defisit ini kemungkinan disebabkan oleh besarnya defisit perdagangan minyak, impor non migas yang besar, dan juga jatuhnya harga-harga komoditas/agrikultur pada bulan Juli. Diumumkannya angka Neraca Pembayaran kuartal kedua menampakkan adanya lonjakan impor minyak, yang mungkin merefleksikan kenaikan harga minyak. Jumlah impor barang juga meningkat lebih cepat dari jumlah ekspor, naik sampai dengan 48% sampai dengan (YTD) Juli, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Impor non migas telah meningkat sebesar 50% sampai dengan (YTD) Juni dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, mencerminkan bahwa permintaan domestik masih tetap kuat, terutama untuk barang modal dan bahan mentah. Sebagai tambahan, harga komoditas yang lebih rendah pada bulan Juli juga mungkin mengikis neraca perdagangan lebih dalam, karena Indonesia adalah negara pengekspor komoditas yang tergolong besar. Namun demikian, kedepannya, defisit perdagangan mungkin kembali bergerak ke teritori positif, karena harga minyak juga mulai turun.

Tampaknya tekanan jual pada IHSG disebabkan karena keluarnya investor asing. Mereka menganggap pasar saham Indonesia mewakili sektor sumber daya alam yang diuntungkan sebagai pemasok untuk Asia yang sedang berkembang. Namun demikian, dengan adanya perkiraan perlambatan global dan deleveraging (penurunan utang) sistem finansial, para investor memilih keluar dari sektor sumber daya. Pasar saham yang memiliki bobot yang besar untuk sumber daya alam seperti Indonesia, juga mengalami tekanan jual selagi investor-investor tersebut keluar dari pasar. Dalam jangka pendek, kemungkinan kita akan melihat pemulihan (rebound) setelah tekanan jual ini mereda.

Selama gejolak di bursa akhir-akhir ini, sesungguhnya perekonomian Indonesia dan perusahaan-perusahaan yang tercatat di bursa telah menjadi lebih tahan banting. Data-data ekonomi terkini menunjukkan posisi yang kuat, demikian juga dengan pendapatan perusahaan. Walaupun demikian, gejolak pasar dan perilaku investor yang menghindari resiko telah berdampak negatif terhadap fundamental perekonomian. Suku bunga bebas resiko (Risk free rates) naik tajam dan Rupiah mengalami tekanan. Jika situasi ini terus berkepanjangan, perekonomian kemungkinan akan melambat di bawah pertumbuhan 6% seperti yang kami perkirakan sebelumnya. Apalagi, ekspektasi pendapatan kemungkinan akan disesuaikan karena perusahaan-perusahaan keadaan ekonomi lebih sulit.

Kedepannya, kami memperkirakan saham-saham akan mengalami gejolak jangka pendek, seiring dengan berlangsungnya persepsi perlambatan di negara-negara maju. Namun lebih jauh lagi, prospek saham-saham Indonesia akan bergantung pada penanganan sistem keuangan Amerika Serikat dan Eropa. Prospek Indonesia juga akan tergantung pada penurunan suku bunga di negara-negara maju untuk memulihkan perekonomian mereka.
Sumber : Market Review & Outlook Reksadana Manulife Indonesia.

Fixed Income Market September 2008

”Gejolak akibat risk-aversion global”

Hampir semua pergerakan di pasar obligasi domestik selama bulan September dipengaruhi oleh peristiwa yang terjadi di luar Indonesia. Krisis kredit AS dan Eropa yang berkepanjangan yang telah membuat beberapa lembaga keuangan besar kolaps tidak saja mengakibatkan krisis kepercayaan di antara lembaga-lembaga tersebut namun juga pada investor global. Krisis kepercayaan ini juga berimbas kepada kelas aset lain dan ke dalam regional lain terutama pasar yang memiliki imbal hasil tinggi, termasuk Indonesia melalui deleveraging (penurunan hutang) dan keluarnya investor dari saham, obligasi dan mata uang regional. Premium yang diharapkan untuk memegang aset-aset ini meningkat akibat sikap investor global yang menjadi risk averse (menghindari resiko).

Di tengah-tengah tingginya gejolak, investor menuntut imbal hasil yang lebih tinggi pada lelang obligasi Pemerintah. Akhirnya Pemerintah harus membatalkan dua pelelangan, karena tingkat imbal hasil yang dituntut investor lebih tinggi dari pada yang diperkirakan sebelumnya. Premium resiko untuk memegang obligasi Indonesia bertenor 5 tahun naik melampaui level 300 yang merupakan tingkat yang pernah dicapai pada tahun 2004. Kurva imbal hasil bergeser naik secara paralel sebesar satu persen untuk semua tenor. Likuiditas pada pasar uang juga menjadi ketat karena permintaan untuk pinjaman yang lebih besar dari pada pertumbuhan dana pihak ketiga yang melambat akibat suku bunga riil yang negatif, besarnya kebutuhan uang tunai sebelum libur Lebaran dan belum turunnya dana untuk pengeluaran pemerintah sepanjang kuartal lalu. Harga minyak jatuh di bawah US$100 untuk pertama kalinya tahun ini karena permintaan energi perlambatan perekonomian global yang mulai terlihat. Penurunan pada harga minyak dan tindakan flight to safety (memindahkan dana ke tempat yang dianggap aman) yang dilakukan oleh investor global, memperkuat USD dan menekan mata uang dengan yield tinggi. Rupiah melemah ke angka 9500 seperti yang terjadi pada tahun 2005. Melemahnya Rupiah kembali menurunkan return (imbal hasil) aset berdenominasi mata uang lokal, sehingga membuat investasi pada obligasi lokal menjadi tidak begitu menarik. Pelemahan Rupiah sebagian juga dipengaruhi oleh menurunnya neraca berjalan dan perdagangan akibat harga komoditas yang menurun tajam, sementara impor naik akibat permintaan domestik yang kuat.

Angka inflasi bulan September telah diumumkan dengan angka m-o-m 0.97% dan y-o-y 12.14% sedikit di atas perkiraan pasar. Walaupun angka angka ini lebih tinggi, dan melihat permintaan yang memang secara historis lebih tinggi sebelum hari raya, sebagian besar komponen angka inflasi masih sesuai dengan perkiraan, kecuali untuk komponen gas rumah tangga (elpiji) yang telah naik selama beberapa bulan ini. Data lain yang juga positif adalah adanya surplus dari neraca perdagangan yang hampir semua bersumber dari turunnya impor minyak, dan sedikit penurunan pada impor nonmigas yang menunjukkan adanya sedikit penurunan pada permintaan domestik.

Kami berpendapat bahwa tekanan jual pada pasar obligasi akan tetap ada selagi investor asing melakukan proses deleveraging. Namun demikian, imbal hasil obligasi yang tinggi pada akhirnya akan menimbulkan minat beli, walaupun investor masih berhati-hati akibat kondisi ekonomi global. Pasar saham dan pergerakan Rupiah juga akan menjadi penggerak utama. Berlawanan dengan bank-bank sentral global, BI diperkirakan masih akan menaikkan suku bunga karena permintaan domestik belum tampak mereda. BI akan tetap fokus pada menjaga stabilitas Rupiah. Sentimen akan sangat berperan pada saat ini, namun demikian kami memperkirakan investor global akan kembali masuk ke obligasi lokal yang mempunyai fundamental yang solid dan valuasi menarik ketika situasi sudah lebih jelas.
Sumber : Market Review & Outlook Reksadana Manulife Indonesia

Equity Market Agustus 2008

Kinerja Pasar Saham Indonesia terus menurun dalam bulan Agustus, karena tekanan akibat jatuhnya harga komoditas dan Pertumbuhan global yang melambat berperan lebih besar daripada positifnya prospek inflasi membaik dan juga pertumbuhan ekonomi domestik yang kuat. Dalam bulan Agustus, IHSG turun sebesar 6% sampai dengan akhir bulan menjadi 2165, LQ45 turun 6,6% dan Jakarta Islamic Index yang berisi mayoritas saham perusahaan sumber daya alam, turun 8,2%. Dalam bulan ini, kinerja IHSG berada di atas kinerja pasar regional, namun masih di bawah kinerja pasar global, dengan Indeks MSCI Asia Pasifik dan MSCI World Index turun sebesar masing-masing 7,2% dan 2,4%. Setelah penurunan bulan ini, IHSG sudah turun sebesar 21,1% tahun ini, dibandingkan dengan penurunan 28% untuk indeks MSCI Asia pasifik dan penurunan 16,6% untuk MSCI World Index. Masalah krisis kredit yang terus berlanjut di Amerika Serikat, bersama dengan melambatnya perekonomian negara-negara maju, tidak mendukung pasar saham dan komoditas yang mayoritas berasal dari perusahaan sumber daya alam, seperti di Indonesia. Harga minyak sudah mengalami penurunan sebesar 20% dari USD 145 per barel, dan sekarang naik hanya sebesar 20% tahun ini. Walaupun jatuhnya harga komoditas dan harga minyak memberi dampak positif secara keseluruhan untuk Indonesia, namun hal tersebut menyebabkan pasar saham Indonesia berada di dalam tekanan jual yang intens, Hal ini menyebabkan sektor-sektor yang berorientasi domestik pada pasar saham untuk menunjukkan kinerja yang bervariasi dari adanya keuntungan tipis sampai penurunan sedikit dalam bulan ini. Namun kinerja yang bagus tersebut tidak cukup besar untuk dapat menahan persentase penurunan yang lebih besar dari sektor sumber daya alam di pasar saham, yang berbobot lebih dari 30% dari IHSG.
Sementara indikator-indikator pertumbuhan ekonomi di Indonesia tetap kuat, perekonomian global sudah mulai melambat, dengan angka pertumbuhan GDP di Eropa dan Jepang yang negatif pada kuartal ke dua, meskipun Amerika Serikat tetap positif. Walaupun demikian, perekonomian Amerika Serikat memiliki banyak masalah yang harus diperhitungkan, misalnya masalah pada sektor finansial dan jatuhnya harga perumahan. Ini mengakibatkan kondisi kredit akan semakin ketat, dan dengan demikian akan menurunkan tingkat hutang. Hasilnya adalah lingkungan yang tidak kondusif untuk meningkatnya harga-harga saham.

Perekonomian Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan yang kuat. GDP kuartal ke 2 tumbuh sebesar 6,3% dari tahun lalu (sama dengan pertumbuhan pada kuartal pertama), dan 2,3% dari kuartal pertama. Penjualan semen domestik pada bulan Juli tumbuh sebesar 11% dari tahun lalu, konsisten dengan prospek adanya belanja investasi yang kuat (namun telah mengalami penurunan untuk 2 bulan berturut-turut). Pengeluaran untuk discretionary juga terus menguat seiring dengan penjualan mobil dan sepeda motor yang pertumbuhannya tercatat di atas 40% pada basis rata-rata 3 bulanan.
Walaupun perlambatan pertumbuhan dari lingkup eksternal, harga komoditas yang lebih rendah, dan juga tingkat suku bunga yang lebih tinggi merupakan hambatan bagi pertumbuhan ekonomi domestik, kami percaya pembelanjaan investasi akan membantu perekonomian Indonesia dalam mempertahankan momentum pertumbuhannya.

Pembelanjaan investasi tumbuh sebesar 13,4% pada kuartal ke 2, melanjutkan pertumbuhan pesatnya yang terus di atas dua digit, sejak semester kedua tahun lalu. Di luar Indonesia, permintaan global juga melemah, dengan Jepang dan Zona Eropa tercatat mengalami pertumbuhan yang negatif sepanjang kuartal kedua, sementara walaupun dapat bertahan pada teritori positif, Amerika Serikat diperkirakan akan melemah juga. Pada sisi positif, perlambatan global telah meringankan tekanan pada harga –harga di sektor energi, dan juga menggambarkan penurunan tekanan inflasi. Hal ini akan mengurangi tekanan pada Bank Indonesia untuk kembali menaikkan tingkat suku bunga dan mempertahankan kebijaksanaan moneternya yang longgar. Namun, para pembuat kebijakan harus memonitor Rupiah secara lebih hati-hati, dikarenakan surplus perdagangan Indonesia sepertinya akan menurun, dan juga fakta bahwa Dolar Amerika Serikat mungkin sudah mencapai dasarnya. Ke depannya, kami memperkirakan pasar saham akan terus mengalami volatilitas jangka pendek sampai dengan akhir tahun, dengan mempertimbangkan bahwa penurunan pasar di negara maju terus berlangsung dan harga-harga energi mencapai keseimbangan. Sektor komoditas mungkin akan terkoreksi kembali sebelum para spekulator pasar melihat valuasinya sudah menarik lagi. Harga batubara telah memisahkan diri dari harga minyak baru-baru ini dan jika hal ini terus bertahan, maka saham batubara akan meningkat secara signifikan. Walaupun sulit untuk tahun ini, kami berpikir positif untuk prakiraan tahun 2009, seiring inflasi domestik dan suku bunga yang telah memuncak dan kemungkinan memulihnya pertumbuhan global. Tahun depan dapat menjadi tahun yang bagus untuk saham-saham Indonesia, saat sector domestik dan batubara menunjukkan performa yang baik.
Sumber : Market Review & Outlook Reksadana ManulifeIndonesia

$75.24 hasil dari satu bulan bergabung di 247bux.com

Kemarin, tanggal 8 Oktober 2008, tepat satu bulan aku join di 247bux.com. Aku join di 247bux.com tanggal 8 september 2008, satu hari setelah program launching. Untuk seorang pemula seperti aku, hasil yang aku capai sudah termasuk lumayanlah, dengan jumlah referral 106 orang, trus, payout yang sudah pernah aku lakukan sebesar $40.748 dan account balance adalah $34.492, jadi total hasil pertanggal 8 oktober 2008 atau tepatnya satu bulan setelah join adalah $75.24. Sungguh lumayanlah, apalagi. baru 247bux yang membayar aku dengan dollar langsung ke account paypalku dari sekian banyak program paid to click yang aku ikuti. Oya, ada satu lagi program paid to click yang sudah membayar aku, yaitu indoptc.com, walaupun jumlahnya belum banyak, apalagi ini adalah pembayaran pertamaku $7.02 dari indoptc.com.





Untuk pengalaman yang baru pertama kali ini aku di bayar oleh program paid to click, sungguh tak terkira rasanya, apalagi pembayarannya yang pertama $4.28 aku terima dalam tempo 12 menit dari request, pembayaran kedua $16.212 aku terima dalam tempo 90 menit dan pembayaran aku yang ketiga $20.256 aku terima dalam tempo 45 menit. Ketiga payout yang aku terima langsung ditransfer ke account paypal. Memang, untuk sementara ini, 247bux baru menerima pembayaran melalui paypal. Tapi kedepannya mereka juga akan menerima pembayaran ke account alertpay.

Untuk request referrals di 247bux sangat cepat. Prosesnya ga sampe sehari. Kemudian, apabila ada pembelian referrals yang tidak aktif, member boleh minta ganti dengan referral yang baru tampa dikenakan biaya kapanpun kita mau tanpa ada biaya tambahan tetapi dengan syarat minimal kita pernah request satu kali pembelian referral dari 247bux.com. Ini berbeda dengan program PTC yang lain yang rata-rata tidak memperbolehkan membernya untuk mengganti referral yang telah dibelinya walaupun referral tersebut tidak aktif, kalaupun bisa diganti pasti ada syaratnya minimal dikenakan biaya pergantian.

Kalau dihitung dengan modal yang telah aku investkan, memang belum BEP. Pertama kali aku investkan untuk upgrade ke premium member $19.95, kemudian dua kali aku beli referral masing-masing 35 orang $34.95 x 2 = $69.90, selanjutnya aku beli 10 referral lagi $14.95 dan yang terakhir aku beli 5 referral seharga $7.95. Jadi total investasiku di 247bux.com adalah $112.75. Sedangkan hasil yang baru aku dapatkan adalah $75.24. Masih minus $37.51.
Sebenarnya, kalo 247bux.com tidak melakukan maintenance, aku yakin 100%, di bulan pertama aku pasti sudah surplus, minimal BEP. Tapi karena ada perbaikan dan penambahan scrip baru, yang hampir 5 hari ga bisa diakses (ini juga untuk kebaikan dan kemajuan 247bux.com), makanya, hasil yang aku dapatkan masih dibawah target BEP. Dan hari ini, saat postingan ini aku tulis, 247bux.com down lagi, katanya pemindahan data ke server baru. Dan ada satu hal yang menarik disini, apabila pemindahan data telah selesai, untuk semua member akan dikirimin email verifikasi ulang. Jadi secara ga langsung, hanya clicker yang seriuslah yang akan merespon email tersebut sehingga, program penggantian referral yang tidak aktif akan tetap bisa berjalan.





Sebagai contoh, aku pernah minta penggantian referral yang sudah 9 hari dari tanggal pembelian baru mengklik 18 iklan, kalo untuk bisnis ini ga bagus, makanya aku minta ganti. Eh, ga taunya, aku malah dapat penggantinya yang lebih parah lagi, cuma ngeklik 2 iklan.

Untuk rekan-rekan yang sudah dan atau baru mau menggeluti dunia perPTC-an (paid to click), 247bux.com dapat dipertimbangkan dan sangat saya sarankan menjadi prioritas pertama dibandingkan dengan ptc-ptc yang lain.
Sebagai informasi awal, untuk setiap kali ngeklik selama 20 detik kita dibayar $0.01 (standard member) dan $0.12 premium member, payout hanya $1.0 dan akan dibayarkan tidak lebih dari 24 jam khusus bagi premium member dan bagi standard member payout akan dibayarkan dalam tempo 1-15 hari kerja.
Untuk rekan-rekan yang upgrade ke premium member akan mendapatkan gratis 5 referral (apabila tidak aktif bisa minta penggantian).

Bagi rekan-rekan yang mau join menjadi referral saya akan saya berikan tambahan bonus $3.0 yang akan ditransfer ke account paypal anda (Syarat dan ketentuan berlaku). Bagi rekan-rekan yang belum mempunyai account paypal dapat mendaftar disini.